Kamis, 20 November 2014

REVIEW JURNAL E-COMMERCE

Istilah e-commerce dapat saja diartikan berbeda-beda oleh setiap orang, yang penting untuk dimengerti adalah persamaan-persamaannya :
E-commerce melibatkan lebih dari satu perusahaan, dan dapat diaplikasikan hampir disetiap jenis hubungan bisnis. E-commerce mengizinkan produsen untuk menjual produk-produk dan jasa secara online. Calon pelanggan atau konsumen dapat menemukan website produsen, membaca dan melihat produk-produk, memesan dan membayar produk-produk secara online.
E-commerce merupakan suatu istilah yang mulai banyak digunakan belakang ini, suatu contoh kata yang sering didengungkan, kata yang berhubungan dengan internet dimana tidak seorangpun mengetahui dengan pasti definisi tersebut. Berikut ini akan dipaparkan mengenai pengertian e-commerce yang terdapat pada website atau menurut para ahli yang dituangkan dalam website-website.
Pada website whatis.com terdapat pengertian e-commerce yaitu berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui internet khususnya World Wide Web.
Menurut Robert E. Johnson, e-commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama.
Menurut Gary Coulter dan John Buddiemeir (e-commerce outline) , e-commerce berhubungan dengan penjualan, periklanan, pemesanan produk yang semuanya dikerjakan melalui internet. Beberapa perusahan memilih untuk menggunakan kegiatan bisnis ini sebagai tambahan metode bisnis tradisional, sementara yang lainnya menggunakan internet secara ekslusif untuk mendapatkan para pelangan yang bepotensi.



Perkembangan dan tantangan e commerce :

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses leawt D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesoris, pakaian sampai furniture. 

Saat ini jumlah pemakai internet di Indonesia menurut Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mencatat jumlah 62,9 juta orang dari total 215 jiwa juta penduduk. Jumlah pemakai ini masih tergolong sedikit, tetapi disisi lain menurut riset dari daily social dan daily transpayment gateway Indonesia diperkirakan pengguna internet akan mencapai angka 150 juta orang dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Angka yang meningkat tajam ini mengisyaratkan bahwa prospek perkembangan e-commerce ini di Indonesia di tahun-tahun mendatang akan menjadi sangat cerah.

Di Indonesia sendiri, saat ini termasuk dalam peringkat kedelapan negara pengakses internet terbesar di duniadan ke empat setelah Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Hal ini secara langsung memicu tumbuhnya pelaku e-commercedi tanah air. Potensi belanja online akan terus tumbuh. Data yang ada menyebutkan jumlah konsumen online terhadap presentase penduduk di Asia Pasifikmenunjukan, Thailand merupakan konsumen terbesar online terhadap presentase penduduk di Asia Pasifik menunjukan, Thailand merupakan konsumen online terbesar, mencapai 80%. Sementara Indonesia juga tak kalah menggiurkan, yaitu sebesar 57%. Nilai transaksi jual beli online pada 2012 diprediksi mencapai US $ 4,1 Miliar. Dan sejumlah itu 50% transaksi dilakukan di Jakarta, sisanya berlangsung di kota besar lain seperti Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Itu;lah yang membuat multiply, jejaring sosial yang beralih menjadi situs e-commerce memindahkan kantor pusatnya dan Florida, Amerika Serikat, ke Jakarta awal 2012.
Menurut survey yang dilakukan oleh commerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapatmenemukan apa yang mereka carai di e-commerce, belum ada cara yang lebih mudah dan sederhana untuk membyar. Sementara itu surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. 

Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini penjual harus melakukan banyak proses edukasi pelanggan. Walaupun demikian diramalkan bahwa sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun pendatang. Direktur ecommerceNet Gail Grant mengatakan jika saja pada halaman web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar 
orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitornya apalagi jika ternyata harga yang diberika kompetitor lebih rendah.

Tujuan :
Biaya lebih rendah
Salah satu sisi positif paling nyata dari e-commerce adalah biaya yang lebih rendah. Bagian dari biaya-biaya lebih rendah ini dapat diteruskan kepada pelanggan dalam bentuk pemberian diskon.
Mencari produk lebih cepat
Hal ini tidak lagi tentang mendorong keranjang belanja ke lorong yang benar, atau produk yang diinginkan. Di sebuah situs e-commerce, pelanggan dapat mengklik navigasi intuitif atau menggunakan kotak pencarian untuk segera mempersempit pencarian produk mereka. Beberapa situs web mengingat preferensi pelanggan dan daftar belanja untuk memfasilitasi pembelian berulang.
Mengeliminasi waktu dan biaya perjalanan
Kadang-kadang pelanggan melakukan perjalanan jauh untuk mencapai toko fisik yang mereka sukai. E-commerce memungkinkan mereka untuk mengunjungi toko yang sama secara virtual, hanya dengan beberapa kali klik.


Memberikan perbandingan berbelanja
E-commerce memfasilitasi perbandingan berbelanja. Ada beberapa layanan online yang memungkinkan pelanggan untuk menelusuri beberapa pedagang e-commerce dan menemukan harga terbaik.
Transaksi, tawar-menawar, kupon, dan pembelian secara berkelompok
Meskipun ada setara fisik untuk transaksi, tawar-menawar, kupon, dan pembelian secara berkelompok, belanja online membuatnya jauh lebih nyaman.
Memberikan banyak informasi
Ada keterbatasan jumlah informasi yang dapat ditampilkan di toko fisik. Sulit untuk membekali karyawan untuk menanggapi pelanggan yang membutuhkan informasi di seluruh lini produk.
Situs web e-commerce dapat membuat informasi tambahan dengan mudah untuk pelanggan. Sebagian besar informasi ini disediakan oleh vendor, dan tidak ada biaya apapun untuk membuat atau menjaganya.
Memudahkan komunikasi bisnis
Menggunakan informasi yang diberikan pelanggan dalam formulir pendaftaran, dan dengan menempatkan cookie di komputer pelanggan, seorang pedagang e-commerce dapat mengakses banyak informasi mengenai pelanggan. Hal ini, pada gilirannya, dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang relevan.
Buka sepanjang waktu
Situs web e-commerce dapat berjalan di semua waktu selama 24 jam sehari – 7 hari sepekan (24/7). Dari titik pandang pedagang, ini meningkatkan jumlah pesanan yang mereka terima. Dari titik pandang pelanggan, toko yang “selalu terbuka” jelas lebih nyaman.




Saran :
Dalam mengembangka e commerce di Indonesia kita harus lebih banyak membuka pemikiran orang indonesi bahwa dengan adanya e commerce akan memudahkan kita dalam melakukan transaksi. Serta kita harus bersamasam menghilang kan penipuan2 yang mengunaka e commerce.

DAFTAR PUSTAKA :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik 
http://arekubl.blogspot.com/2014/03/Pengertian-E-Commerce-Manfaat-E-Commerce-dan-Keuntungang-E-Commerce.html
http://pipidelavega.blogspot.com/2014/04/e-commerce-perkembangan-peluang-dan.html
http://ariezzstyle.wordpress.com/2011/03/30/perkembangan-hambatan-dan-tantangan-e-commerce-di-indonesia/ 

Sumber : http://crishnamaulanalana.blogspot.com/2014/10/review-jurnal-e-commerce.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar